 |
foto diambil dengan hp saya sendiri (polytron 3430) |
Hari ini saya terbangun di pagi hari, sekitar pukul 4.30,
dibangunkan oleh gigitan beberapa kepinding. Hari ini kami mahasiswa
Indonesia di Mesir kedatangan tamu istimewa, Presiden RI datang untuk
meninjau pembangunan gedung asrama mahasiswa Indonesia di Mesir. Walaupun
kami harus bangun lebih pagi dari biasanya, bahkan kawan-kawan kami para panitia berjuang keras mempersiapkan acara ini siang malam, dan kami pun harus bergegas menuju
kampus al-Azhar Madinat Nasr tempat asrama itu mulai dibangun, dan walaupun
menunggu cukup lama, akhirnya kami bisa melihat presiden kami lebih dekat.
Presiden SBY begitu ramah, beliau mencium pipi beberapa anak-anak SD Sekolah
Indonesia Cairo. Kemudian menyalami kami, para mahasiswa yang sudah membentuk
pagar betis dan melambai-lambaikan bendera Indonesia.
Walaupun saya sudah dua kali melihat SBY secara langsung
sekaligus mendengar beliau berpidato panjang lebar di Gontor, baru kali ini
saya berkesempatan bersalaman dengan beliau. Di sela-sela desakan kerumunan
mahasiswa yang hendak bersalaman dan bahkan mencium tangan, beliau hanya
tersenyum ramah dan sesaat berkata, "kita jalan dulu ya". Uban di
rambutnya dan kerut di wajahnya menampakkan usia beliau yang tak lagi muda,
ya, SBY yang sekarang adalah SBY yang lebih tua 9 tahun dari pertama kali
beliau dipilih menjadi presiden tahun 2004, beliau kelahiran tahun 1949 dan
sekarang telah berusia 64 tahun. Beliau memulai pidatonya dengan basmalah dan
salam. Beliau lalu menyampaikan pidato yang singkat namun padat makna dan
rasa, rasa bangga pada islam, dan rasa cintanya kepada generasi penerus
Indonesia yang sedang menimba ilmu di Mesir.
Saat saya tidak memiliki cita-cita, waktu lulus SD dulu,
saya memutuskan untuk bersiap-siap menjadi presiden. Saya membaca biografi
presiden-presiden Indonesia, Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati,
dan SBY. Saya juga melewatkan waktu-waktu istirahat saya di perpustakaan
sekolah, membaca sejarah indonesia yang berbentuk kumpulan foto, sembari
mempelajari dari mana karisma berasal. Semua presiden memiliki kelebihan
sendiri-sendiri. Namun yang menurut saya paling menarik adalah sosok
Soeharto, presiden yang paling lama berkuasa dalam sejarah Indonesia
modern.
Beliau bukanlah keturunan raja, sekolah beliau hanya
sampai SD karena kendala finansial yang dialami orang tuanya, orang tua
beliau pun bercerai, dan beliau dititipkan pada salah seorang pamannya yang
menjadi mantri tani, dan sang paman inilah yang mendidik Pak Harto
sedemikian rupa hingga menjadi orang yang taat beragama sekaligus berkarakter
kepemimpinan jawa yang sangat kental. Dalam biografi resminya Pak Harto mengatakan
bahwa beliau tidak pernah berencana untuk jadi presiden, dan tidak pernah
punya cita-cita menjadi presiden. Membaca biografi Pak Harto membuat saya
menyadari betapa sederhananya hidup ini. Cukuplah kita menjadi baik, dan
berusaha melakukan yang terbaik, dan takdir kita akan datang dengan
sendirinya. Anugerah Tuhan berbeda-beda kepada setiap manusia. Begitu beliau
berkata. Beliau juga mengajarkan, "Sura dira jayaning rat lebur dening
pangastuti". Keberanian yang berapi-api akan lebur pada kebaikan dan
kesabaran. Pak Harto tidak tinggal di istana negara selama pemerintahannya,
beliau pulang pergi cendana-istana, dan rumah cendana yang terkenal dengan
wibawanya di seluruh asia pasifik itu pun hanyalah rumah biasa dengan perabot yang juga serba biasa. Setelah membaca biografi beliau saya tidak lagi
bercita-cita menjadi presiden, saya hanya bercita-cita menjadi orang baik
yang bisa mengabdi pada masyarakat.
Presiden selalu saja merupakan orang-orang yang sederhana.
Habibie sendiri mengaku bahwa dia hobi makan tempe. Presiden RI pertama
Soekarno bahkan tidak memiliki rumah sendiri hingga akhir masa
kepresidenannya, piyama beliau bolong dan beliau beberapa kali berhutang
kepada ajudannya, di biografi resmi Bung Karno yang ditulis oleh Cindy Adams,
beliau mengaku bahwa beliaulah presiden termiskin di dunia.
Pagi ini saya sekilas membaca sebuah buku berjudul
"Indonesia Bubar". Buku ini menyatakan kegagalan-kegagalan
indonesia untuk bersaing dengan negara lain dalam berbagai bidang. Namun
membanding-bandingkan Indonesia dengan negara lain menurut saya pribadi
bukanlah suatu hal yang adil. Karena Indonesia tidak sama dengan negara mana
pun di dunia. Biarlah kita belajar dari negara-negara lain, dan biarlah
Indonesia bersaing dengan dirinya sendiri, dan berusaha menjadi lebih baik
dari Indonesia di masa lalu. Dan saya masih yakin bahwa suatu hari nanti Indonesia
akan mampu menjadi negara hegemoni, The Next Superpower. Jangan lupa, kita adalah negara dengan populasi terbesar nomor 4 di dunia. Ayo kita bekerja sama mewujudkannya. Pernahkah anda membayangkan apa yang akan terjadi jika 240 juta manusia indonesia bekerja sama melakukan perbaikan?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar